Ketika tersentak dari tidur ku suara buah hatiku membangunkan menandakan haus dahaganya. Ku lirik jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari, terbersit dalam hati takkan lama lagi pukul empat dan sudah waktunya memulai episode baru dipagi ini. Ku terlelap kembali sejenak setelah menyusui dan terbangun pada pukul dua lebih tiga puluh menit. Kulihat sikecil masih terlelap, ku pegang tangannya penuh kasih, ku lirik kekasih hatiku masih tertidur tuk melepas lelahnya setelah seharian berjuang dengan pergulatan hidup. Segera ku beranjak dari peraduan, satu tempat yang langsung aku tuju “kamar mandi” rutinitas awal bersih-bersih diri sekedarnya lalu mencuci baju si kecil tuk dimasukkan ke dalam mesin cuci.
Jadwalku berikutnya menyiapkan sahur untuk “Abi” dan lainnya sampai tiba persiapan berangkat kerja bersama “Abi”. Sebelum berangkat ku sempatkan sejenak menyusuinya, ku pandang lekat-lekat buah hatiku, ku sirami dengan kasih sayang anugrah Nya, seraya berbisik dalam hati “baik-baik ya nak dirumah dengan eyang, maafkan Umi harus pergi; nanti sore Insya Allah bertemu lagi ya, jadi anak sholeh ya sayang, Qurrota’ayun tuk Umi dan Abi ya nak”, Lirihku berkata memohon pengertiannya.
Tiba waktunya berangkat, ku kecup pipinya yang montok dengan gemas, “Umi, Abi berangkat ya…”. Iri dalam hatiku menyusup, “kenapa bukan aku yang berada bersamanya, menemaninya, Aku ini Ibunya, Uminya, Bundanya, Mamanya …, Kenapa harus “orang lain” yang bersamanya?”, Lirihku. Rasa menyesal terasa mendalam. Siapa yang akan mengisi relung hatinya yang Subhanallah luas berupa kata-kata mulia, tatapan mesra dan memahaminya, berbagi kejadian dari hari ke hari, mengajarkannya adab islami, mengajarkannya arti perbedaan, perjuangan, melatih daya kritisnya, arti hidup… dan sebagainya yang tak cukup tertuliskan … Semakin ku renungi semakin ku merasa bersalah …
Siapa yang menemaninya, mendampingnya, meluruskan, berdiskusi tentang slide-slide kehidupan, TV, alam, Buku, hikmah Nya, dan siapa yang menggerakkannya kepada Allah dan RasulNya, disaat siang hari eksplorasi jiwa, keingintahuannya akan kehidupan begitu kencang membara … Sedih ku termangu di sela-sela doa sesudah sholat Dhuha, ku mohonkan padaNya “Ya Allah dengan kebesaran-Mu, dengan kekuatan Rahmah dan Hidayah Mu, dengan Kasih sayang Mu, ku titipkan ia pada Mu Ya Allah, jagalah ia, jagalah hatinya, Ruhnya dan fikirannya …”.
Sore pun datang di saat tarikan epilog kehidupan sudah mereda, eksplorasinya mengendur bertemulah kami dengan buah hatiku, berbekal lelah dan penat yang kami anyam dengan dzikir agar berbuah kebajikan, kami pulang … dengan sisa tenaga yang dibalut kecintaan pada Rabb kami menemuinya, “Buah hatiku”, berharap masih ada sisa-sisa relung hatinya yang masih bisa terisi oleh kami diakhir waktu menjemput lelahnya tuk segera terlelap … Allah ya Robbana … kuatkalah diriku…
Anakku sayang … berlinangan mata umi menuliskan ini, satu yang pasti terukir selalu dalam hati Umi dan Abi, “Kami sangat menyayangimu, maafkan kami ya nak, yakinlah ini tarbiyah dariNya untuk kita”.
— Ummu Nu’man
Bagus banget …sesuai dengan kondisi yang ada pada masa saat ini.Malah lebih parah lagi terkadang peran ummi dan abi itu bertukar tempat,dimana ummi bekerja diluar rumah sedang abi mengurus anak-anak.
hm… So sweat mba..
Mba, setelah aku baca artikel ini.. aku jadi terbayang jika aku harus ninggalin baby ku kelak (hehehe meski sekarang beluman ada…) dg lokasi kerja yg lebih jauh dari mba.. wah ga kebayang kangen, rindu dkk nya mba.. meski ditinggal ga sampe sehari, pasti rasanya ud kaya berhari-hari tak jumpa.
Semangat ya Mba.. Kita sedang bermain di kehidupan.. Kita harus kuat.. Nikmati semuanya dg keikhlasan dan jangan lupa senyumnya yg jangan luntur dari mengembang.. (hehehe ini pesen buat ana pribadi juga..)
Tuk kk..Semangat juga ya.. Sekarang lebih berasa ya perjuangannya.. Insya Allah ana ambil pelajaran dari kalian semua yg udah lebih dahulu..
Keep Fighting! Keep Istiqamah! and the last.. Keep ur Smile…!!
Smile..
-Al Fakir-
halo adek Nu’man..
semoga cepat besar yaa..
bahagiakan umi dan abi mu yang terus berjuang demi kesejahteraan mu..
jadilah anak yang dibanggakan umi dan abi serta Allah Swt..
amiiinn…
semangat!!!!!